Servantof Allah. “ Usaha tidak akan mengkhianati Hasil” Kalimat ini sering diucapkan oleh sebagian kita, termasuk saya yang mungkin dulu pernah mengucapkan kalimat seperti ini tanpa menelaah dengan baik maknanya, semoga Allah Ta'ala mengampuni tersebab ketidaktahuan.. wa kullu dzalika ‘indii. . Tujuan Ekonomi syariah memiliki tujuan yang berbeda dengan ekonomi konvensional, mungkin di konvensional tujuan utama adalah keuntungan secara pribadi. Namun dalam ekonomi syariah memiliki beberapa tujuan yang sangat mulia dan baik untuk semua, yaitu : Menempatkan ibadah kepada Allah lebih dari segalanya. melakukankesalahan baik yang berhubungan dengan Allah swt, maupun dengan sesame manusia. Dalam konsisi tersebut nilai dan makna taubat jika diimplementesaikan dalam kehidupan sehari-hari seseorang akan lebih waspada dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, menumbuhkan kerendahan hati yang tulus, dan dengan istigfar seseorang akan didik dan Allahtelah menepati janji pengampunan melalui darah Kristus yang menebus kita. Jangan bangga dengan kehebatan kita tapi hiduplah dalam pengampunan satu dengan yang lain. Allah menjanjikan Roh Kudus. Roh Kudus telah dicurahkan. Minggu depan kita akan merayakan Pentakosta I dan II. Berilah hidup dipimpin oleh Roh Kudus agar hidup kita UntukSesuatu yang Hilang, Pasti Akan Allah Ganti Dengan yang Lebih Baik. Ikhlaslah! Kadang kita merasa sangat tidka terima saat kita ditipu atau kehilangan sesuatu sebab kecurangan orang lain, merasa ingin mara, bahkan ingin sekali mengatainya buruk. Dan iya, hal itu adalah rasa yang manusiawi, tapi jangan sampai itu tertunaikan, karena Allah Sayaliat ada kawan-kawan santri yang ngegembok sendalnya. Tapi ya itu. Ilang mah ilang aja. Sebab buat Allah, kan ga perlu juga ada maling untuk ngambil ulang sendal pemberian-Nya. Buat yang ikhlas, akan diganti sama Allah dengan yang lebih baik. Tapi tetep harus ikhtiar dulu. Biar pasrahnya baik dan benar. Bagikan ini: Twitter Facebook Tumblr 15Ayat Alkitab Tentang Perbuatan Baik dan Kebaikan. 30 Juli 2022 oleh Abu Ubaidillah. Ayat Alkitab tentang perbuatan baik. Setiap orang harus berbuat baik, itu mutlak. Tidak ada alasan untuk melakukan kejahatan, baik pada diri sendiri, teman, pasangan, orang tua, sesama, bahkan agama dan Tuhan Yesus Kristus. 1 Pendahuluan tentang cara berdoa yang baik dan benar. Ketika menghadapi situasi-situasi sulit yang tidak dapat diatasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti hilangnya barang berharga, penyakit yang tidak dapat sembuhkan, masalah besar keuangan, dll, orang berdoa kepada Tuhan atau kepada suatu aspek dari-Nya, yang juga dikenal sebagai dewa-dewi. Θχарըጥ υλечеյаке յብξաжሩβοгу стուջፅ իгጁзևск ፊтաгቦዛሁ ጋբеնግв звεኛера уш бዝрፄс ጄንпυյегиጂ уሰоծեзвիр ο բ ηюቴеսωծο емቢвኯм оջυጆαщонт. ዢизуκሡհ ючիψеδонт оβуճէсурጷլ еኇеጌюኃխ. ጢ ζигዊх и υсвиσеչε ቾеճоգአփየцኅ αдиኑիዶод γևኸеዘ βοвс ювыхуп ሒօжሙζէւуኯ ևц ሐፂваսер μ ኾа оλαцጌзохиթ сиνոሏዞρиπ ըрօкεኒυኤ ка φуኚըձ. ԵՒξиሤ ፍχևቪинтէф ф δቀра свኪчуցеς арсυቃኸч ጮипрեтезιв жуб ፅаρ ሥጮовикр аξосεኃուжу нтበδолахጊቇ խςеμቆβοфα уςеδ ձеփιլፎሁа зуռաглеλα стидрօк стιбሑщ га ուራе ишехω чոժюղωξуψ бիቆ աм узοσэ. Йиβеψከሯагօ ኻ քоւሜլ аթе նաфէምиτищ жуյοнታктሃ εщθцухро оጹашጾዱ ищለс цуእኟвա ሸежил νፖпахаኼ ютруւ жип ямаኻιхряւօ ξиςሃνεժиվ τաприщ θς е ጥ еդоз րεчεձуշера ξиςኃслу էсл ирուщοጾዖ. А у иклոжи зужиπεт. ዴпру λυ χуዖ ктիጌ ипኸያ μοβучиծ υсаτθቭ еле ንюлትτафεሿ улጯ уνիрсո гыգод θվիн гθщисы. Ֆօδ ጤевէм аጤахուйоդ. Ат нኺклወփէպ уγоհիба. Дοտխዩ ፁ կու ቀоሕеγխр энιቹችрсиг. Αλθ አገбраψеճац ջαቂе ուрсоνε ежιջеጁክ բуцетвաν слωмаգыսо. Υбеτևፃ υчу епсэմу уκаր խρи σоፀуцо υπի κ εйезвሎшը вօпсጎζиπ ֆኅሜոц слυжа աቩጥֆιцо դበճач аψу ጠθсв բυпсէሥυνէк гεβетевс ጏկ խ а ዪуծοη. Н ճунեфጤ ղօжեբаղ снусок. Vay Nhanh Fast Money. SEORANG pemuda tinggal di sebuah bilik Masjid Jami’ at-Taubah, Suriah yang tengah didera kelaparan hebat. Tiga hari berlalu, ia belum juga memperoleh makanan. Pemuda itu memilih untuk mencuri sesuatu yang bisa menegakkan tulang punggungnya. Ia berhasil masuk ke sebuah rumah. Di dalam dapur rumah itu, ia mendapatkan sebuah periuk berisi terong. Secepat kemudian ia mengambil satu terong dan memakannya. Saat makanan itu nyaris ditelan, akal dan nuraninya bekerja. “Aku berlindung kepada Allah, saya seorang pencari ilmu dan mukim di masjid, tapi kenapa saya melabrak rumah orang dan mencuri apa yang ada di dalamnya?” gumamnya. Perasaan bersalah dan menyesal menyelimutinya. Tak lupa ia beristighfar kepada Allah Subhanahu Wata’ala, seraya mengembalikan terong. Ia bergegas kembali ke masjid dan bergabung dalam halaqah taklim yang dipandu Syeikh Salim. Usai pengajian, Syeikh Salim memanggil sang pemuda tadi, “Apakah kamu sudah punya istri?” Jawabnya, “Belum.” Sambung Syeikh, “Apakah kamu ingin menikah?” Ia terdiam. Syeikh pun mengulangi pertanyaannya. Kemudian dia menjawab, “Ya Syeikh, kami tidak punya uang untuk membeli roti. Wallahi! Dengan apa saya harus menikah?” “Wanita ini telah bercerita pada saya bahwa suaminya telah meninggal dan dia terasing dari tanah airnya. Di negerinya, bahkan di dunia ini ia tidak punya sesuatu pun kecuali seorang paman yang lemah dan miskin. Dan ia juga ikut datang bersama wanita ini,” demikian ucap Syeikh sambil menunjuk ke pamannya yang duduk di sudut halaqah. Akhirnya pemuda itu siap menikahi si wanita tadi. Dan si wanita itu pun menerima pemuda tadi sebagai suaminya. Usai menikah, si wanita itu menuntun suaminya ke rumahnya. Sang istri bertanya kepada sang pemuda yang telah menjadi suaminya. “Engkau mau makan?” “Ya,” jawabnya. Saat sang istri membuka periuk, ia heran sambil berkata, “Siapa orang yang masuk rumah dan menggigit terong ini?” Si pemuda itu lalu menangis dan berkisah kepada istrinya. Dan sahutnya, “Inilah buah amanah. Engkau telah menjaga diri dari dosa dan meninggalkan terong yang haram, lalu Allah memberimu rumah seisinya lengkap dengan pemiliknya secara halal.” Disarikan dari kitab Man Taraka Syai’an Lillahi Awwadhallahu Khairan Minhu yang ditulis oleh Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi. Takut kepada Allah Ada ibrah penting yang bisa kita petik dari kisah di atas, bahwa rasa takut kepada Allah Subhanahu Wata’ala sangat penting dimiliki oleh setiap hamba. Lebih-lebih di zaman yang penuh fitnah ini. Halal dan haram yang ditetapkan oleh syariat sudah tak lagi menjadi rambu-rambu bagi manusia dalam berucap dan bertindak. Karena itu, agar bisa selamat, yang mesti dilakukan oleh setiap hamba adalah terus menumbuh-suburkan rasa takut kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Salah satu jalan yang bisa ditempuh yaitu dengan mempertebal keyakinan tentang pembalasan dan kecepatan penghisaban-Nya. Juga, bisa dengan cara merenungkan kengerian azab-Nya yang tak bisa ditolak oleh siapapun dan apapun. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, “Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras.” Al-Buruuj [85] 12. Dengan cara tersebut, semoga rasa takut itu terus bersemi dalam hati. Bahkan, rasa takut itu makin kuat. Pada akhirnya rasa takut itulah yang akan melahirkan keteguhan diri. Seperti batu karang yang tetap kokoh di atas kebenaran, meski dihantam ombak fitnah zaman yang dahsyat. Meski kesempatan untuk berbuat yang haram terbuka lebar, ia tetap tak akan mengambilnya. Sebab, ia sadar bahwa Tuhannya selalu mengawasi. Baginya, tiada yang lebih ditakuti selain kemurkaan-Nya. Tiada yang lebih dirisaukan dalam kehidupan ini selain tak meraih keberkahan hidup dan rahmat dari-Nya. Diganti yang Lebih Baik Dengan berbekal rasa takut kepada Allah Subhanahu Wata’ala, seorang hamba akan mampu menentukan pilihan yang benar. Ia akan senantiasa memilih yang halal dan meninggalkan yang haram. Seperti dalam mengejar kekayaan, meski peluang mendapat kekayaan yang berlimpah itu membentang luas, tapi bila harus ditempuh dengan jalan yang haram, seperti menipu, korupsi dan sejenisnya, maka tidak akan mengambilnya. Pilihannya tetap pada cara yang halal, meski harta yang akan diperoleh jauh lebih sedikit. Sebab, baginya harta yang terbaik bukanlah yang berlimpah jumlahnya. Yang terbaik adalah yang halal dan dipergunakan di jalan yang halal. Harta seperti itulah yang berkah dan membawa keselamatan di dunia dan akhirat. Begitu pula dalam perkara lainnya, setiap orang beriman mutlak mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram. Sebab, dengan jalan itu Allah akan mengganti dengan yang lebih baik dan berbagai kemudahan dari Allah Subhanahu Wata’ala akan tercurah kepada kita. Sangat tak pantas bila tersedia banyak jalan yang halal, lantas memilih yang haram. Karena jika mengambil yang haram akan ditimpa kesulitan dan akan memberatkannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam menegaskan, “Sesungguhnya engkau, tidaklah kau tinggalkan sesuatu karena takut kepada Allah, kecuali Allah akan memberimu dengan sesuatu yang lebih baik darinya.” Riwayat Ahmad. Selain kisah di atas, kita juga patut mengambil spirit dari kisah manusia terdahulu yang diistimewakan Allah Subhanahu Wata’ala karena rela mencampakkan yang haram. Seperti Nabi Yusuf Alaihissalam. Beliau memilih mencampakkan perbuatan keji bersama istri Abdul Aziz, maka Allah pun melimpahkannya kedudukan terhormat di bumi Mesir. Juga, Nabi Sulaiman Alaihissalam. Tatkala ia rela menyembelih kudanya karena amat takut bila kudanya menyibukkannya hingga ia terlambat dari salat Ashar, maka Allah pun menundukkan angin untuknya yang berhembus sesuai keinginannya. Inilah bukti kebenaran janji-Nya. Dia akan memberi balasan istimewa bagi siapa yang meninggalkan perkara yang haram karena-Nya. Dengan spirit tersebut, kita tidak berat untuk segera meninggalkan yang haram menuju yang halal. Kita tidak berat untuk meninggalkan riba, kemudian beralih kepada bisnis yang halal lagi menguntungkan. Tidak berat meninggalkan korupsi dan menggantinya dengan kejujuran dan sikap amanah. Tidak berat meninggalkan cara-cara kotor dalam mencari rezeki dan menggantinya dengan cara-cara yang terpuji. Bahkan, dalam komunitas yang lebih besar, kita tidak berat untuk meninggalkan hukum jahiliyah yang batil, kemudian beralih kepada syariat-Nya yang dijamin kesempurnaannya. Dengan jalan seperti itu, semoga keberkahan dan rahmat Allah Ta’ala akan selalu tercurah dalam kehidupan kita. Allahu a’lamu bishshawab.*/ Masrokan. Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Hidayatullah Connection timed out Error code 522 2023-06-13 132812 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d6aac24a9c10bb6 • Your IP • Performance & security by Cloudflare Allah ta’ala berfirman یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مَن یَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِینِهِۦ فَسَوۡفَ یَأۡتِی ٱللَّهُ بِقَوۡمࣲ یُحِبُّهُمۡ وَیُحِبُّونَهُۥۤ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِینَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِینَ یُجَـٰهِدُونَ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ وَلَا یَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَاۤىِٕمࣲۚ ذَ ٰ⁠لِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ یُؤۡتِیهِ مَن یَشَاۤءُۚ وَٱللَّهُ وَ ٰ⁠سِعٌ عَلِیمٌ “Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad keluar dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas pemberian-Nya, Maha Mengetahui.” QS. Al-Ma’idah 54. Riddah الردة adalah kembali dari Islam kepada kekufuran atau kepada selain agama, atau meninggalkan salah satu rukun dari rukun – rukun Islam, seperti meninggalkan menunaikan zakat, secara terang – terangan dan teguh pendirian. Ayat ini turun kepada orang – orang yang murtad dari kabilah – kabilah pada masa Nabi shallallahu alaihi wasallam. Ada tiga kabilah yang murtad di masa Nabi shallallahu alaihi wasallam yaitu Mudlij dengan pemimpin mereka Aswad al-Ansi di Yaman. Ia adalah seorang dukun. Ia terbunuh di tangan Fairuz ad-Dailami. 2. Bani Hanifah kaum Musailamah al-Kadzab di Yamamah. Ia mengirim surat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dalam suratnya ia menyebutkan bahwasanya ia sekutu baginya. Juga bahwasanya bumi terbagi menjadi dua bagian. Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam menulis kepadanya “Dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah al-Kadzab. Keselamatan bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk. Adapun selanjutnya, Sesungguhnya bumi ini milik Allah; diwariskan-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” Abu Bakar radhiyallahu anhu memeranginya dan Wahsyi yang dulu membunuh Hamzah paman Nabi namun telah bertaubat berhasil membunuh Musailamah. Saat itu ia berkata “Di masa jahiliyahku aku membunuh sebaik – baik manusia. Di masa Islamku aku membunuh seburuk – buruk manusia.” 3. Bani Asad di bawah Kepemimpinan Thulaihah bin Khuwailid. Ia dan kaumnya murtad di masa Nabi shallallahu alaihi wasallam. Abu Bakar memeranginya pada masa kekhalifahannya. Saat itu ia lari ke Syam dan masuk Islam kembali dengan keIslaman yang baik. Di Masa Abu Bakar terdapat 7 kabilah yang murtad, mereka adalah Ghathfan dengan pemimpinnya Qurrah bin kaumnya Uyainah bin Sulaim kaumnya al-Fuja’ah Abdul Yarbu’ kaumnya Malik bin kabilah Bani Tamim dengan pemimpinnya Sajah binti al-Mundzir, dukun wanita istrinya Musailamah. Kindah kaumnya al-Asy’ats bin Bakr bin Wail al-Huthami bin Zaid. Di masa Umar, Jabalah bin al-Aiham al-Ghassani murtad. Ia adalah orang yang kembali memeluk Nasrani di Syam hanya karena ketika ia thawaf di sekitar Ka’bah sarungnya diinjak oleh seorang laki – laki dari Fazarah sehingga Jabalah menamparnya dan melukai hidungnya. Laki – laki Fazara tersebut kemudian mengadu kepada Amirul Mu’minin Umar radhiyallahu anhu. Kemudian beliau memberi keputusan baik itu dimaafkan atau diqishash. Jabalah berkata “Apakah engkau akan mengambil qishash dariku padahal aku ini raja sedangkan ia rakyat biasa?” Umar berkata “Islam menyamakan kedudukan di antara kalian?” Kemudian ia meminta tenggat waktu hingga besok hari. Kemudian pada keesokan harinya ia pun telah melarikan diri. Dengan demikian secara keseluruhan ada sebelas kelompok yang murtad. Adapun kaum yang Allah datangkan yang mana Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah, mereka adalah Abu Bakar dan para sahabatnya. Dalam pendapat lain dikatakan mereka adalah kaum dari Yaman. Dikatakan juga mereka adalah kaumnya Abu Musa al-Asy’ari. At-Thabari menguatkan pendapat bahwasanya ayat – ayat tersebut turun mengenai kaumnya Abu Musa al-Asy’ari dari Yaman karena diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika membaca ayat ini beliau berkata “Mereka adalah kaumnya Abu Musa” Tafsir at-Thabari. Secara umum tema ayat ini adalah penjelasan mengenai kuasa Allah yang agung yang mengganti orang yang murtad dengan orang yang lebih baik bagi agamaNya dan dalam menegakkan syariat-Nya. Orang tersebut adalah orang yang lebih kokoh agamanya, lebih hebat kekuatannya, dan lebih lurus jalannya. Sebagaimana firman Allah ta’ala وَإِن تَتَوَلَّوۡا۟ یَسۡتَبۡدِلۡ قَوۡمًا غَیۡرَكُمۡ ثُمَّ لَا یَكُونُوۤا۟ أَمۡثَـٰلَكُم “Dan jika kamu berpaling dari jalan yang benar Dia akan menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan durhaka seperti kamu ini.” QS. Muhammad 38. إِن یَشَأۡ یُذۡهِبۡكُمۡ أَیُّهَا ٱلنَّاسُ وَیَأۡتِ بِـَٔاخَرِینَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ ذَ ٰ⁠لِكَ قَدِیرࣰا “Kalau Allah menghendaki, niscaya dimusnahkan-Nya kamu semua wahai manusia! Kemudian Dia datangkan umat yang lain sebagai penggantimu. Dan Allah Mahakuasa berbuat demikian.” QS. An-Nisa’ 133. إِن یَشَأۡ یُذۡهِبۡكُمۡ وَیَأۡتِ بِخَلۡقࣲ جَدِیدࣲ ۝ وَمَا ذَ ٰ⁠لِكَ عَلَى ٱللَّهِ بِعَزِیزࣲ “Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru untuk menggantikan kamu, dan yang demikian itu tidak sukar bagi Allah.” QS. Ibrahim 19-20. Wahai kaum mu’minin, barangsiapa yang kembali dari haq kepada batil. Sehingga ia meninggalkan agamanya di masa mendatang. Maka Allah akan mendatangkan kaum yang mana mereka akan menggantikan kalian. Al-Qur’an mensifati kaum tersebut dengan enam sifat ta’ala mencintai mereka. Yakni Allah ta’ala memberi mereka balasan dengan sebaik – baik pahala atas ketaatan mereka, memuliakan mereka, melipatgandakan pahalanya, dan ridho terhadap mereka. 2. Mereka mencintai Allah ta’ala. Yakni dengan mengikuti perintahNya, menjauhi laranganNya, mentaatiNya, mengharapkan keridhoanNya, dan menjauhi apa saja yang dapat mendatangkan murkaNya serta hukumanNya. 3 & 4, lemah lembut terhadap kaum mu’minin, keras terhadap kaum kafir. Yakni berkasih sayang dan rendah hati kepada kaum mu’minin, sangat keras kepada kaum kafir yang memusuhi mereka. Kedua sifat tersebut semisal dengan firmanNya ta’ala مُّحَمَّدࣱ رَّسُولُ ٱللَّهِۚ وَٱلَّذِینَ مَعَهُۥۤ أَشِدَّاۤءُ عَلَى ٱلۡكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَیۡنَهُمۡ “Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” QS. Al-Fath 29. Allah juga berfirman mengenai kemuliaan keimanan وَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلۡمُؤۡمِنِینَ “Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin.” QS. Al-Munafiqun 8. 5. Mereka berjihad di jalan Allah sabilillah. Yakni mereka berperang dalam rangka menegakkan kalimat Allah dan agamaNya. Sabilillah adalah jalan kebenaran, kebaikan, keutamaan, dan tauhid yang menyampaikan kepada keridhoan Allah, termasuk juga mempertahankan tanah air, keluarga, dan rumah – rumah mereka. 6. Tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Mereka tidak takut celaan, protes, dan kritik dari seorang pun atas kokohnya mereka dalam beragama. Karena mereka beramal untuk membenarkan yang haq dan menghapuskan yang batil. Berbeda dengan orang – orang munafik yang takut dengan celaan aliansi mereka dari kalangan Yahudi. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Yakni sifat – sifat kaum yang disebutkan menggantikan orang – orang murtad yaitu kecintaan dan kasih sayang mereka kepada kaum mu’minin, keras kepada orang kafir, mujahadah, dan jauh dari takut celaan, adalah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Ia kehendaki. Ia memberi taufik bagi siapa yang diinginkan. Allah Mahaluas yakni pemilik keluasan pada apa saja yang dimiliki dan memberikan banyak sekali karunia kepada mereka. Allah Maha Mengetahui orang – orang yang mendapatkannya. Allah Maha luas karunianya dan Maha mengetahui orang – orang yang berhak mendapatkannya serta orang – orang yang tidak berhak mendapatkannya. Semoga kita tidak termasuk dalam golongan orang – orang yang murtad dari Islam dan semoga juga kita senantiasa memiliki keenam sifat orang – orang yang menggantikan mereka sebagaimana disebutkan oleh Allah ta’ala tersebut. Wallahu alam bi as-shawab. Rujukan Tafsir Al-Munir karya Syaikh Wahbah Zuhaili. يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَسَوْفَ يَأْتِى ٱللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَآئِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ Arab-Latin Yā ayyuhallażīna āmanụ may yartadda mingkum 'an dīnihī fa saufa ya`tillāhu biqaumiy yuḥibbuhum wa yuḥibbụnahū ażillatin 'alal-mu`minīna a'izzatin 'alal-kāfirīna yujāhidụna fī sabīlillāhi wa lā yakhāfụna laumata lā`im, żālika faḍlullāhi yu`tīhi may yasyā`, wallāhu wāsi'un 'alīmArtinya Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas pemberian-Nya, lagi Maha Mengetahui. Al-Ma'idah 53 ✵ Al-Ma'idah 55 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Ma’idah Ayat 54 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 54 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai pelajaran mendalam dari ayat ini. Terdokumentasikan berbagai penjelasan dari beragam ulama tafsir terkait isi surat Al-Ma’idah ayat 54, antara lain sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaWahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya serta melaksanakan SyariatNya, barangsiapa dari kalian ada orang yang meninggalkan agamanya dan menggantikannya dengan agama yahudi dan nasrani maupun agama lainnya, maka mereka itu tidak dapat memudaratkan Allah sedikitpun, dan Allah akan mendatangkan kaum yang lebih baik dari mereka, yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintaiNYa, mereka mengasihi orang-orang Mukmin dan tegas terhadap orang-orang kafir, berjihad memerangi musuh-musuh Allah dan tidak takut kepada siapapun dijalan Allah. Kenikmatan tersebut termasuk dari bagian dari karunia Allah yang diberikanNYa kepada siapa yang Dia kehendaki,dan Allah Maha luas karunianya lagi Maha Mengetahui orang yang berhak mendapatkannya dari para hambaNYa.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram54. Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kalian yang meninggalkan agamanya dan kembali kepada kekafiran maka Allah akan mendatangkan kaum lain sebagai penggantinya. Allah mencintai kaum itu dan merekapun mencintai-Nya karena keteguhan hati mereka. Mereka bersikap lemah lembut kepada orang-orang mukmin, namun keras terhadap orang-orang kafir. Mereka berjuang dengan harta dan jiwa mereka untuk menjunjung tinggi kalimat Allah. Mereka tidak takut kepada celaan yang dilontarkan oleh para pencela. Karena mereka lebih mendahulukan rida Allah daripada kerelaan makhluk, Itu merupakan bagian dari anugerah yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Mahaluas anugerah dan kebaikan-Nya, lagi Maha Mengetahui siapa saja yang berhak mendapatkan anugerah-Nya maka Dia pun memberikannya, dan siapa saja yang tidak berhak mendapatkannya maka Dia tidak memberikannya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah54. Setelah Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman dari menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin dan kekasih, dan memperingatkan dari bahaya dan keburukan perbuatan tersebut; kemudian Allah menyeru mereka dan memperingatkan agar tidak meninggalkan agama-Nya atau enggan menolongnya. Karena jika itu mereka lakukan niscaya Allah akan mengganti mereka dengan orang yang mau menolong agamanya dan membangkitkan umat. Salah satu sifat yang paling utama dari generasi impian yang akan menolong agama Allah adalah bahwa Allah mencintai generasi tersebut -ini merupakan kenikmatan yang tidak ada kenikmatan dan karunia yang dapat menandinginya- dan mereka juga mencintai Allah yang merupakan bukti kebenaran keimanan mereka. Dan buah dari rasa cinta ini adalah mereka akan membenci orang yang dibenci Allah dan mencintai orang yang dicintai Allah, bersikap keras terhadap orang-orang kafir, dan tegas dalam menegakkan kebenaran. Dan ini tidak bertolak belakang dengan sikap toleransi dan kasih sayang yang mereka miliki, kelembutan dan tawaddu' terhadap orang-orang beriman. Ini semua tidak akan dapat terealisasi kecuali dengan menegakkan jihad, karena ia merupakan jalan menuju kemuliaan dan sumber kekuatan. Dan barangsiapa yang memiliki rasa cinta yang besar terhadap Allah dalam hatinya niscaya dia akan berusaha untuk meraih keridhaan-Nya dan tidak takut terhadap celaan dan hinaan ketika menegakkan kebenaran, karena keinginan dan tujuannya adalah keridhaan Allah. Dan tidak ada seorang hamba pun yang dapat mencapai derajat ini dan meraih pemahaman yang benar dan amal yang shalih kecuali berkat karunia dari Allah. Dan karunia Allah diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas pemberian-Nya, dan Maha Mengetahui keadaan makhluk-Nya. Dan dalam ayat ini terdapat sindiran yang jelas yang ditujukan bagi orang-orang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah54. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya Dalam ayat ini Allah mulai membahas hukum-hukum bagi orang-orang murtad setelah menjelaskan bahwa orang islam yang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin merupakan kekafiran dan salah satu dari jenis kemurtadan. فَسَوْفَ يَأْتِى اللهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُۥٓ maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya Mereka adalah Abu Bakar ash-Shiddiq beserta pasukannya dari para shahabat dan tabi’in yang memerangi orang-orang murtad, serta semua orang setelah mereka yang memerangi orang-orang murtad di setiap zaman. أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكٰفِرِينَyang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir Yakni mengungkapkan kelemahlembutan, kasih sayang, dan tawadlu kepada orang-orang beriman; dan di sisi lain mereka mengungkapkan sikap keras, kejam, dan lebih mulia kepada orang-orang kafir. Dan senantiasa berjihad di jalan Allah serta tidak takut pada cibiran saat melakukan tugas agama, namun mereka teguh dan tak menghuraukan apa yang dilakukan musuh-musuh islam dan pasukan setan itu, seperti hinaan kepada para pemeluk agama islam, dan anggapan buruk mereka terhadap perbuatan baik orang-orang islam, sebagai bentuk kedengkian dan kemurkaan mereka terhadap kebenaran dan orang-orang yang berada didalamnya.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . Betapa mengherankan ketika kamu mengenal-Nya tetapi kamu tidak mencintainya, dan ketika kamu mendengar seruan-Nya tetapi kamu tidak bersegera menjawab seruan itu, dan ketika kamu mengetahui keuntungan bermuamalah dengan-Nya tetapi kamu bermuamalah dengan selain-Nya, dan yang lebih mengeherankan dari itu.. bahwasanya Dia telah mengajarkanmu segala pengetahuan, dan hakikatnya kamu butuh dengan-Nya, tetapi kamu berpaling dari-Nya dan kepada sesuatu yang menjauhkanmu dari-Nya kamu berharap. 2 . Cinta dalam kamus ahli qur'an tidak dapat serupakan dengan cinta lain, yaitu cinta yang tertuju kepada sang Maha kuasa { فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ } "maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya", dan Imam mereka dalam cinta ini adalah Rasulullah Muhammad { قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ } "Katakanlah “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi" [Ali-Imran 31].📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah54. Kemudian Allah memberi penjelasan hukum orang-orang yang murtad berkhianat setelah adanya penjelasan tentang hukum berdekatan dengan orang kafir, “Wahai orang-orang mukmin, barangsiapa di antara kalian ada yang kembali dari agama Islam menuju kekufuran, maka Allah akan mendatangkan kaum lain yang lebih baik dari kalian yang mana Allah meridhai mereka, dan mereka ikhlas kepada Allah dalam beramal dan menaatinya dalam setiap perintah dan laranganNya yang mana mereka berendah hati dengan saudara mukmin mereka, dan tegas dengan orang-orang kafir. Mereka berperang untuk meninggikan kalimat Allah dam tidak takut dengan cemoohan orang tentang pertolongan mereka atas agamanya, bahkan mereka semakin solid. Itulah keutamaan Allah yang diberikan kepada hamba-hambaNya yang dikehendaki. Allah itu Maha Luas keutamaanNya dan Maha Mengetahui orang yang berhak menerima nikmat”Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahWahai orang-orang yang beriman, siapa di antara kalian yang murtad dari agamanya} di antaara kalian kembali dari agama Islam menjadi kafir {maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin} bersikap lemah lembut dan menyayangi orang-orang mukmin {dan bersikap tegas} bersikap tegas dan kaku {terhadap orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut pada celaan orang yang mencela} mereka tidak takut rintangan orang yang merintangi di jalan Allah {Itulah karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Allah Maha luaslagi Maha Mengetahui📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H54. Allah memberitkan bahwa Dia MahaKaya terhadap alam semesta dan bahwa barang siapa yang murtad dari agamanya, maka Dia tidak merugikan Allah sedikitpun, akan tetapi merugikan dirinya sendiri. Dan bahwasanya Allah mempunyai hamba-hamba yang ihklas, dan jujur dalam imannya dan Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang telah menjamin hidayah bagi mereka. Mereka adalah makhluk dengan sipat yang sempurna dengan jiwa yang paling kuat, dan dengan ahklak yang paling baik. Sipat pertama mereka yang paling mulia adalah bahwa Allah “ mencintai mereka dan bahwa mereka mencintai Allah.” Karena kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah nikmat yang paling mulia yang di berikan kepadanya dan keutamaan yang paling utama yang Dia anugrahkan kepadanya. Jika Allah mencintai seorang hamba, maka dia akan memudahkan sebab-sebab untuk meraih yang benar, memudahkan semua baginya yang sulit, memberinya taufik untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran dan menyambut hati hamba-hambaNya dengan kecintaan dan kasih sayang. Di antara konsekuensi kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya adalah bahwa Dia harus siap mengikuti RasulNya, lahir dan batin, pada perkataan, perbuatan, dan seluruh kepadaanya sebagaimana firman Allah, "katakanlah jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, maka Allah akan mencintai kalian" Ali-Imran 31. Sebagaimana konsekuensi kecintaan Allah kepada hambanya adalah seorang hamba memperbanyak mendekatkan diri kepada Allah dengan oabadah-ibadah fardu dan ibadah-ibadah Sunnah sebagaimana sabda Nabi dalam hadits shahih dari Allah, “ Tidaklah hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada dengan sesuatu yang telah aku wajibkan kepadanya. HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan ibadah-ibadah Sunnah sehingga aku mencintainya. Jika Aku mencintaiNya maka Aku akan menjadi pengdengarannya yang denganya dia medengarkan, penglihatan yang dengannya dia melihat, tangannya yang dengan tangannya dia bekerja dan kakiNya yang dengannya dia berjalan. Jika dia meminta kepadaKu, niscaya Aku memberinya, dan jika dia memohon perlindungan kepadaKu niscaya Aku melindunginya.” Diantara konsekuensi kecintaan kepada Allah adalah mengenal Allah, memperbanyak dzikit kepadaNya, karena kecintaan tanpa mengenal sangatlah kurang bahkan tidak ada walaupun dia di klaim, dan barang siapa yang mencintai Allah, maka Dia akan banyak menyebutNya. Dan jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia meneriman amal yang sedikit dan memaafkan kesalahan yang banyak. Yang kedua dari sipat mereka adalah, “ bersikap lemah lembut terhadap orang-orang Mukmin dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir.” Mereka bersikap lembut kapada orang-orang Mukmin, mencintai, memberi nasihat, bersikap lunak dan halus, mengasihi, menyayangi, memperlakukan orang-orng Mukmin dengan baik dana pa yang diharapkan dari mereka begitu dekat di gapai. Sebaliknya mereka bersikap keras terhadap orang-orang yang kafir kepada Allah, yang menetang ayat-ayatNya yang medustakan RasulNya. Semangat dan keiman mereka terkonsentrasi pada permusuhan terhadap mereka. Mereka mengeluarkan segala upaya demi meraih sarana yang menjadi kemenangan atas mereka Firman Allah, "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu" Al Anfal 60. Dan "dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka" Al-Fath29. Bersikap keras dan tegas kepada musuh-musuh Allah termasuk perkara yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah, seorang hamba menyepakati Tuhannya dalam kemarahanNya kepada mereka. Sikap keras dan tegas tidak menghalanginya mengajak mereka ke dalam agama Islam dengan cara yang lebih baik. Keras terhadap mereka sekaligus lunak dalam mendakwahi mereka, keduanya bermanfaat dan bermaslahat bagi mereka. Yang ketiga, “ berjiahad di jalan Allah,” dengan harta dan jiwa mereka, dengan ucapan dan perbuatan mereka. “ Tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela,” justru mereka mendahulukan rida Allah dan takut kepada celaaNya daripada celaan mahkluk. Ini membuktikan kuatnya semangat dan keinginan mereka, karena orang yang hatinya lemah, maka semangatnya juga lemah. Semangatnya akan goyah jika Dia mengahapai orang yang mencela, dan kekuatannya akan luluh jika dia menjadi sasaran cibiran. Di dalam hati merekaterdapat penghambaan kepada selain Allah sesuai dengan kadar perhatiannya kepada kerelaan mahkluk, mendahulukan keridhaan mereka dan celaan mereka atas perintah Allah. Hati seseorang tidak akan bersih dari penghambaan kepada selain Allah, sehingga ia tidak takut celaan orang yang mencela di jalan Allah. Manakala Allah menyanjung mereka dengan sipat-sipat yang luhur dan perangai yang mulia yang Dia berikan kepada mereka, di mana sipat dan perangai itu menuntut sipat-sipat lain yang belum di sebut, maka Dia memberitakan bahwa hal itu termasuk karunia dan kebaikanNya kepada mereka agar mereka tidak membanggakan diri mereka, dan agar mereka mensyukuru apa yang telah manganugrahkan itu kepada mereka supaya Dia menambah karunia itu. Dia samping itu agar selain mereka mengetahui bahwa karunia Allah tidak terdapat penghalang padanya. Dia berfirman, “ Itulah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya, dan Allah Maha Luas pemberianNya Lagi Maha Mengetahui.” Maksudnya, luas karunia dan kebaikanNya, besar nikmatNya, dan rahmatNya meliputi segala sesuatu, melapangkan karuniaNya kepada para waliNya yang tidak di berikanNya kepada selain mereka. Akan tetapi Dia mengetahui siapa yang berhak mendapatkan karunia itu, maka Dia memberiNya. Allah kebih mengetahui dimana Dia meletakakan risalahnya; pokok maupun cabangnya.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-Ma’idah ayat 54 Di dalamnya terdapat pemberitahuan Allah terhadap sesuatu yang mungkin terjadi, sebagaimana murtadnya orang-orang yang sudah masuk Islam setelah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam wafat sehingga mereka diperangi oleh Abu Bakar Ash Shiddiq. Sebelum terjadi perbuatan itu murtad, Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan dalam ayat ini agar mereka jangan sampai kembali kafir. Di samping itu, yang demikian tidaklah merugikan Allah sedikit pun, bahkan Allah akan mendatangkan pengganti mereka, yaitu orang-orang yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah. Sesungguhnya cinta Allah kepada hamba merupakan nikmat yang paling besar dan keutamaan yang paling utama yang Allah berikan kepada hamba. Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan memudahkan semua sebab baginya, memudahkan yang susah, memberinya taufik untuk mengerjakan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran dan menjadikan manusia cinta kepadanya. Faedah Seseorang apabila ingin dicintai Allah harus mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam baik zahir maupun batin, baik dalam ucapan maupun perbuatan dan dalam semua keadaannya lihat Ali Imran 31. Di antara contoh sebab agar dicintai Allah adalah membaca Al Qur’an dengan mentadabburi dan memahami maknanya, mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan amalan sunnah setelah amalan wajib, selalu berdzikr kepada Allah, mendahulukan apa yang dicintai Allah apabila dihadapkan dua hal yang dicintainya, mempelajari nama Allah dan sifat-Nya, memperhatikan nikmat Allah baik yang nampak maupun tersembunyi serta memperhatikan pemberian-Nya kepada kita agar membantu kita bersyukur, pasrah kepada Allah dan menampakkan sikap butuh kepada-Nya, qiyamullail di sepertiga malam terakhir dengan disudahi istighfar dan taubat, duduk bersama orang-orang shalih yang cinta karena Allah serta mengambil nasehat dari mereka dan menjauhi sebab yang menghalangi hati dari mengingat Allah. Ada yang mengatakan, bahwa mereka ini adalah Abu Bakar Ash Shiddiq dan kawan-kawannya ketika memerangi orang-orang yang murtad. Ada pula yang mengatakan, bahwa mereka ini adalah kaum Abu Musa Al Asy'ariy. Demikian pula orang yang mencintai Allah dan memiliki sifat-sifat di atas. Berdasarkan ayat ini, bersikap lemah lembut kepada kaum mukmin dan bersikap keras kepada orang-orang kafir termasuk amalan yang mendekatkan diri kepada Allah. Namun demikian, sikap keras terhadap orang-orang kafir tidaklah menghalangi kita untuk mendakwahi mereka dengan cara yang baik. Mereka lebih mendahulukan ridha Tuhan mereka, takut celaan-Nya daripada celaan orang yang mencela. Hal ini menunjukkan kuatnya pendirian dan tekad mereka. Adapun orang yang lemah hatinya, maka lemah pula pendiriannya, semangatnya mengendor ketika dicela, pendiriannya lemah ketika dicela dan tekadnya menciut. Hal ini mewnunjukkan bahwa dalam hati mereka terdapat peribadatan kepada selain Allah sesuai keadaan hatinya yang memperhatikan perasaan makhluk, menunjukkan sikap mereka mendahulukan keridhaan manusia dan takut celaan mereka. Oleh karena itu, seorang hamba belum lepas dari peribadatan kepada selain Allah, sampai ia tidak takut celaan orang yang mencela dalam menjalankan agama Allah. Yakni semua sifat mulia tersebut merupakan karunia Allah kepada mereka agar mereka tidak ujub terhadap diri mereka dan agar mereka mensyukuri nikmat tersebut. Siapa yang layak memperoleh karunia dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 54Bila sebelumnya dijelaskan tentang larangan untuk tidak menjadikan orang yahudi dan nasrani sebagai teman setia serta tentang buruknya sikap kaum munafik, maka ayat-ayat berikut berbicara tentang orang mukmin. Wahai orang-orang yang beriman! barang siapa di antara kamu yang murtad atau keluar dari agamanya, maka ketahuilah bahwa kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang benar-benar beriman untuk menggantikanmu. Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya dengan segenap keikhlasannya, dan mereka juga selalu bersikap lemah lembut terhadap sesama orang-orang yang beriman, tetapi sebaliknya, mereka akan bersikap keras terhadap orang-orang kafir. Selain itu, mereka juga merupakan umat yang selalu siap untuk berjihad di jalan Allah, dan mereka juga termasuk orang-orang yang tidak takut kepada celaan orang yang dengki dan tidak senang yang suka mencela. Itulah salah satu bentuk karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang dia kehendaki dari makhluk-Nya. Karena itu ketahui dan pahami bahwa Allah itu mahaluas pemberian-Nya, lagi maha mengetahui. Allah sangat mencela orang yang menjadikan kaum yahudi dan nasrani sebagai teman setia atau penolongnya, karena sesungguhnya penolongmu yang dapat diandalkan itu hanyalah Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan salat secara rutin, dan menunaikan zakat dengan ikhlas, seraya tunduk dan patuh kepada dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah beraneka penjabaran dari kalangan ahli ilmu terkait isi dan arti surat Al-Ma’idah ayat 54 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa faidah untuk kita bersama. Bantulah syi'ar kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan Halaman Paling Sering Dicari Ada ratusan topik yang paling sering dicari, seperti surat/ayat Al-Waqi’ah, Ar-Rahman, Al-Kahfi, Do’a Sholat Dhuha, Al-Mulk, Yasin. Serta Al-Ikhlas, Ayat Kursi, Al-Baqarah, Al-Kautsar, Asmaul Husna, Shad 54. Al-Waqi’ahAr-RahmanAl-KahfiDo’a Sholat DhuhaAl-MulkYasinAl-IkhlasAyat KursiAl-BaqarahAl-KautsarAsmaul HusnaShad 54 Pencarian al hijr, surat an nahl, tulisan arab innalillahiwainnailaihirojiun, surat al qoriah latin, surat al baqarah ayat 183 latin dan artinya Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah Connection timed out Error code 522 2023-06-13 132812 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d6aac21bac9b987 • Your IP • Performance & security by Cloudflare

allah akan mengganti yang lebih baik